Pada tahun 1941 di Inggris, ada seorang saudagar yang yang bernama Sir Lawrence Holt, yang memiliki perusahaan dalam bidang jasa pelayaran (pengiriman barang) melalui jalur laut dengan nama Blue Funnel Line. Karena saat itu dalam suasana Perang Dunia II, maka banyak kapal perusahaan yang sedang bertugas terkena serangan bom. Hal tersebut menyebabkan para awak kapal harus menyelamatkan diri dengan menggunakan sekoci mereka dan bertahan hidup selama berhari-hari.
Sir Lawrence Holt terus memperhatikan dan mengamati informasi tentang kapalnya yang karam dan awak kapal yang terkena bom tersebut. Setelah mendapat informasi yang jelas dan pasti, ditemukan fakta bahwa awak kapal yang berhasil bertahan hidup hanya sedikit dan semua awak kapal tersebut para pelaut-pelaut tua, sedangkan para pelaut muda banyak yang tidak mampu untuk bertahan hidup. Hal ini membuat ia kecewa dan timbul berbagai pertanyaan, mengapa hanya pelaut-pelaut tua yang mampu bertahan hidup dan selamat.Akhirnya ia menghubungi Kurt Matthias Robert Martin Hahn, seorang ilmuwan sekaligus pendidik asal Jerman yang menjadi warga negara Inggris. Hahn telah banyak mengembangkan ide-ide progresif, mula-mula sebagai pendiri Sekolah Salem di Jerman, dan kemudian mendirikan sekolah Gordonstoun di Skotlandia yang segera menjadi salah satu sekolah Britania yang paling terkenal dan inovatif.Lawrence Holt menceritakan berbagai permasalahan yang terjadi terhadap para awak kapalnya. Kurt Hahn berpikir dan mencoba menganalisa permasalahan tersebut. Akhirnya Kurt Hahn mengetahui penyebah hal itu terjadi, yaitu bahwa para pelaut muda belum cukup memiliki pengalaman hidup. Sedangkan pelaut tua telah lama dibesarkan oleh kehidupan pelayaran, banyak belajar keterampilan praktis dan dibentuk oleh situasi yang sulit di lautan yang membuat mereka lebih percaya diri untuk mengatasi tantangan di lautan.
Kurt Hahn memiliki solusi terhadap permasalahan tersebut dan menawarkan kepada Lawrence Holt bahwa “setiap awak kapal yang akan berlayar harus mengikuti kegiatan pelatihan alam bebas”. Pelatihan tersebut di rancang menyerupai aktivitas yang sesungguhnya. Hal ini untuk membentuk fisik , mental dan juga keahlian mereka. Ide tersebut direalisasikan dengan mengadakan perekrutan pelaut-pelaut muda. Mulailah pelatihan outdoor tersebut, dan mereka yang berangkat dengan meneriakan “outward bound..!! outward bound..!!” Outward Bound adalah istilah dibidang kelautan untuk keberangkatan kapal laut dari pelabuhan menuju samudra yang artinya keluar ke laut tanpa batas. Inilah pelatihan Experiential Learning pertama di dunia dan terlama pada 14 Oktober 1941 yang dilakukan selama 28 hari. Setelah selesai mengikuti pelatihan, barulah mereka diberangkatkan ke pekerjaan yang sesungguhnya sebagai awak kapal. Setelah kapal diberangkatkan, hal yang sama di perusahaan itupun terulang kembali, dimana kapal tersebut terkena serangan bom. Para awak berhasil menyelamatkan diri dengan menggunakan sekoci selama berhari-hari. Sir Lawrence Holt terus memantau perkembangan awak kapal mereka. Dan ternyata yang berhasil menyelamatkan diri dan kembali dengan selamat hampir semua awak kapal. Dari kejadian tersebut, menjadi nyata bahwa solusi yang dikemukakan oleh Kurt Hahn terbukti. Sejak saat itulah sistem pendidikan Experiential Learning yang dikenal dengan nama Outward Bound dikembangkan.Outward Bound pertama didirikan di sekolah Aberdovey, Inggris. Dalam menciptakan Outward Bound School yang pertama, Kurt Hahn memperluas konsep pengalaman belajar untuk menyertakan pengalaman nyata dan kuat untuk menemukan jati diri, potensi, dan rasa tanggung jawab terhadap orang lain. Sejak saat itu Outward Bound menjadi program pendidikan utama di dunia yang berbasis petualangan.Pada tahun 1951-1952 Josh Miner seorang kebangsaan Amerika Serikat yang bekerja sebagai Direktur Kegiatan di Sekolah Gordonstoun terinspirasi oleh pemikiran Hahn dan model pembelajaran yang digunakan. Miner yakin bahwa Outward Bound di Amerika sangat diperlukan. Selama dekade berikutnya, dengan dukungan dari individu teman-temanya yang lain, Miner mendirikan gerakan Outward Bound di Amerika Serikat didasarkan pada prinsip-prinsip belajar melalui petualangan alam bebas dan membangun Colorado Outward Bound School pada tahun 1961. Outward Bound memunculkan industri pendidikan di seluruh Amerika, dengan sistem pelatihan nasional, program khusus untuk remaja yang berisiko, program profesional, program kelompok belajar, dan menjadi pusat komunitas belajar melalui kegiatan ekspedisi dan petualangan. Outward Bound didedikasikan untuk membantu siswa belajar melalui pengalaman dan tantangan sehingga mereka dapat tumbuh sebagai individu yang lebih baik dan pada prosesnya menjadi lebih aktif dalam masyarakat dimana mereka hidup dan bekerja.Outward Bound masuk ke Indonesia pada tahun 1990 dengan nama Outward Bound Indonesia (OBI), berlokasi di Jatiluhur, Jawa Barat. Seiring dengan perkembangannya, banyak organisasi dan kegiatan pelatihan muncul yang menggunakan alam terbuka sebagai sarana belajar. Maka muncul istilah ‘Outbound’ sebagai aktivitas kegiatanoutdoors di Indonesia yang diartikan oleh banyak pelaku bisnis aktivitas luar ruang sebagai Out of Boundaries atau keluar dari rutinitas. Kegiatan outbound di Indonesia mulai berkembang dengan sangat pesat pada dekade tahun 2000-an. Untuk mengembangkan dan menata konsep kegiatan outbound menjadi sebuah kegiatanexperiential learning yang dinamis, pada tahun 2007 dibentuklah sebuah wadah perkumpulan bagi para provider outbound dan para fasilitator atau instruktur outbound, yang diberi nama Assosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI).“I am Outward Bound…”
Sumber : http://hendroharyono.com/sejarah-outward-bound/x
Sir Lawrence Holt terus memperhatikan dan mengamati informasi tentang kapalnya yang karam dan awak kapal yang terkena bom tersebut. Setelah mendapat informasi yang jelas dan pasti, ditemukan fakta bahwa awak kapal yang berhasil bertahan hidup hanya sedikit dan semua awak kapal tersebut para pelaut-pelaut tua, sedangkan para pelaut muda banyak yang tidak mampu untuk bertahan hidup. Hal ini membuat ia kecewa dan timbul berbagai pertanyaan, mengapa hanya pelaut-pelaut tua yang mampu bertahan hidup dan selamat.Akhirnya ia menghubungi Kurt Matthias Robert Martin Hahn, seorang ilmuwan sekaligus pendidik asal Jerman yang menjadi warga negara Inggris. Hahn telah banyak mengembangkan ide-ide progresif, mula-mula sebagai pendiri Sekolah Salem di Jerman, dan kemudian mendirikan sekolah Gordonstoun di Skotlandia yang segera menjadi salah satu sekolah Britania yang paling terkenal dan inovatif.Lawrence Holt menceritakan berbagai permasalahan yang terjadi terhadap para awak kapalnya. Kurt Hahn berpikir dan mencoba menganalisa permasalahan tersebut. Akhirnya Kurt Hahn mengetahui penyebah hal itu terjadi, yaitu bahwa para pelaut muda belum cukup memiliki pengalaman hidup. Sedangkan pelaut tua telah lama dibesarkan oleh kehidupan pelayaran, banyak belajar keterampilan praktis dan dibentuk oleh situasi yang sulit di lautan yang membuat mereka lebih percaya diri untuk mengatasi tantangan di lautan.
Kurt Hahn memiliki solusi terhadap permasalahan tersebut dan menawarkan kepada Lawrence Holt bahwa “setiap awak kapal yang akan berlayar harus mengikuti kegiatan pelatihan alam bebas”. Pelatihan tersebut di rancang menyerupai aktivitas yang sesungguhnya. Hal ini untuk membentuk fisik , mental dan juga keahlian mereka. Ide tersebut direalisasikan dengan mengadakan perekrutan pelaut-pelaut muda. Mulailah pelatihan outdoor tersebut, dan mereka yang berangkat dengan meneriakan “outward bound..!! outward bound..!!” Outward Bound adalah istilah dibidang kelautan untuk keberangkatan kapal laut dari pelabuhan menuju samudra yang artinya keluar ke laut tanpa batas. Inilah pelatihan Experiential Learning pertama di dunia dan terlama pada 14 Oktober 1941 yang dilakukan selama 28 hari. Setelah selesai mengikuti pelatihan, barulah mereka diberangkatkan ke pekerjaan yang sesungguhnya sebagai awak kapal. Setelah kapal diberangkatkan, hal yang sama di perusahaan itupun terulang kembali, dimana kapal tersebut terkena serangan bom. Para awak berhasil menyelamatkan diri dengan menggunakan sekoci selama berhari-hari. Sir Lawrence Holt terus memantau perkembangan awak kapal mereka. Dan ternyata yang berhasil menyelamatkan diri dan kembali dengan selamat hampir semua awak kapal. Dari kejadian tersebut, menjadi nyata bahwa solusi yang dikemukakan oleh Kurt Hahn terbukti. Sejak saat itulah sistem pendidikan Experiential Learning yang dikenal dengan nama Outward Bound dikembangkan.Outward Bound pertama didirikan di sekolah Aberdovey, Inggris. Dalam menciptakan Outward Bound School yang pertama, Kurt Hahn memperluas konsep pengalaman belajar untuk menyertakan pengalaman nyata dan kuat untuk menemukan jati diri, potensi, dan rasa tanggung jawab terhadap orang lain. Sejak saat itu Outward Bound menjadi program pendidikan utama di dunia yang berbasis petualangan.Pada tahun 1951-1952 Josh Miner seorang kebangsaan Amerika Serikat yang bekerja sebagai Direktur Kegiatan di Sekolah Gordonstoun terinspirasi oleh pemikiran Hahn dan model pembelajaran yang digunakan. Miner yakin bahwa Outward Bound di Amerika sangat diperlukan. Selama dekade berikutnya, dengan dukungan dari individu teman-temanya yang lain, Miner mendirikan gerakan Outward Bound di Amerika Serikat didasarkan pada prinsip-prinsip belajar melalui petualangan alam bebas dan membangun Colorado Outward Bound School pada tahun 1961. Outward Bound memunculkan industri pendidikan di seluruh Amerika, dengan sistem pelatihan nasional, program khusus untuk remaja yang berisiko, program profesional, program kelompok belajar, dan menjadi pusat komunitas belajar melalui kegiatan ekspedisi dan petualangan. Outward Bound didedikasikan untuk membantu siswa belajar melalui pengalaman dan tantangan sehingga mereka dapat tumbuh sebagai individu yang lebih baik dan pada prosesnya menjadi lebih aktif dalam masyarakat dimana mereka hidup dan bekerja.Outward Bound masuk ke Indonesia pada tahun 1990 dengan nama Outward Bound Indonesia (OBI), berlokasi di Jatiluhur, Jawa Barat. Seiring dengan perkembangannya, banyak organisasi dan kegiatan pelatihan muncul yang menggunakan alam terbuka sebagai sarana belajar. Maka muncul istilah ‘Outbound’ sebagai aktivitas kegiatanoutdoors di Indonesia yang diartikan oleh banyak pelaku bisnis aktivitas luar ruang sebagai Out of Boundaries atau keluar dari rutinitas. Kegiatan outbound di Indonesia mulai berkembang dengan sangat pesat pada dekade tahun 2000-an. Untuk mengembangkan dan menata konsep kegiatan outbound menjadi sebuah kegiatanexperiential learning yang dinamis, pada tahun 2007 dibentuklah sebuah wadah perkumpulan bagi para provider outbound dan para fasilitator atau instruktur outbound, yang diberi nama Assosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI).“I am Outward Bound…”Sumber : http://hendroharyono.com/sejarah-outward-bound/x
